Supervisi Akademik dengan Pendekatan Coaching:
Refleksi Pengalaman Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Batujajar
Sebagai guru sejarah Indonesia di SMA Negeri 1
Batujajar yang mengajar kelas XII, saya sangat tertarik dengan konsep supervisi
akademik dengan pendekatan coaching yang saya pelajari dari modul guru
penggerak Jawa Barat. Modul 2.3 tentang "Coaching" memberikan
pemahaman baru tentang peran supervisor dan guru dalam proses supervisi.
Konsep coaching menekankan kolaborasi dan kemitraan
antara supervisor dan guru, bukan lagi hubungan hierarkis yang terkesan
menakutkan. Tujuannya adalah untuk membantu guru berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara berkelanjutan. Saya merasakan manfaat nyata dari pendekatan
ini dalam praktiknya.
Pengalaman Positif:
· Peningkatan Peran Guru: Saya merasakan peningkatan
peran saya sebagai pemimpin pembelajaran, khususnya dalam memimpin refleksi dan
memperbaiki kualitas proses belajar yang berpusat pada siswa. Saya lebih
percaya diri dalam mengarahkan diskusi dan mendorong siswa untuk berpikir
kritis.
· Bahan Refleksi yang Bermanfaat: Hasil supervisi
dari kepala sekolah dan umpan balik dari siswa menjadi bahan refleksi yang
berharga untuk memperbaiki proses pembelajaran dan kinerja saya. Saya dapat
melihat pembelajaran dari perspektif yang lebih luas.
· Suasana yang Kondusif: Suasana supervisi menjadi
lebih santai dan tidak tegang karena fokusnya bukan pada penilaian, tetapi pada
pengembangan diri. Saya dapat menunjukkan kemampuan saya secara maksimal tanpa
rasa takut.
Tantangan dan Solusi:
· Membuat Refleksi Berkelanjutan: Tantangan terbesar
adalah menjadikan refleksi dan pemberian umpan balik sebagai kegiatan yang
berkesinambungan. Saya mengatasi hal ini dengan membuat rencana tindak lanjut
yang detail setelah setiap pertemuan supervisi dan menjalankannya secara
konsisten.
· Merasa Tidak Nyaman: Saat menjadi supervisor, saya
kadang merasa tidak nyaman berhadapan dengan teman sejawat. Saya mengatasi hal
ini dengan membangun kemitraan yang setara, sehingga proses supervisi terasa
nyaman dan kolaboratif. Saya juga memberikan ruang bagi guru untuk mengambil
keputusan sendiri dalam rangka memperbaiki kompetensinya.
Dampak Positif:
Pendekatan coaching memberikan dampak positif yang
signifikan:
· Motivasi dan Komitmen Guru: Guru lebih termotivasi
dan berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
· Kualitas Pembelajaran: Kualitas pembelajaran di
kelas meningkat karena guru lebih aktif dalam mencari solusi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
· Budaya Belajar Positif: Tercipta budaya belajar
yang positif di sekolah, dengan guru yang lebih terbuka untuk berbagi
pengalaman dan berkolaborasi.
Kesimpulan:
Supervisi akademik dengan pendekatan coaching
adalah metode yang lebih efektif dan nyaman dibandingkan dengan metode
tradisional. Pendekatan ini membantu guru untuk berkembang, meningkatkan
kualitas pembelajaran, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif.
Saya berharap pendekatan ini dapat diterapkan secara luas di sekolah-sekolah
lain.
0 komentar:
Posting Komentar